Rabu, 21 Oktober 2015

Indeks Luas Daun



Laporan Pratikum
Fisiologi Tumbuhan

INDEKS LUAS DAUN


 






                        
                                    NAMA                       : AHMAD
                                    NIM                            : G111 14 057
                                    KELAS                      : C
                                    KELOMPOK            : 6
                                    ASISTEN                   : RIKA



PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Daun  merupakan organ fotosintesis utama dalam tubuh tanaman, yang merupakan tempat terjadinya proses perubahan energi cahaya menjadi energy kimia dan tempat produksi karbohidrat (glukosa) yang diwujudkan dalam bentuk bahan kering. Dalam analisis pertumbuhan tanaman, perkembangan daun menjadi perhatian utama. Berbagai ukuran dapat digunakan, seperti pengukuran indeks luas daun (ILD), nisbah luas daun (NLD) dan nisbah berat daun (NBD) pada waktu tertentu. Perubahan-perubahan selama pertumbuhan mencerminkan perubahan bagian yang aktif berfotosintesis.
Secara umum pertumbuhan meliputi pertambahan jumlah (pembelahan sel), pertambahan ukuran (pembentangan sel), dan diferensiasi, tetapi bagi peminat agronomi pertumbuhan dapat berarti pertambahan berat kering. Berat kering merupakan tolak ukur yang penting karena mempunyai arti ekonomis. Berat basah biasanya tidak dijadikan tolak ukur kecuali untuk tanaman hortikultura, karena nilainya tidak tetap tergantung kepada status air tanaman. Selain pertambahan berat kering, pertambahan tinggi, volume dan luas daun dapat juga dijadikan tolak ukur pertumbuhan.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan pratikum mengenai indeks luas daun untuk mengetahui panjang daun, lebar daun, tebal daun, berat kering daun, dan berat basah daun serta metode yang digunakan dalam mengukur luas daun.
1.2  Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari pratikum indeks luas daun adalah untuk mengetahui panjang daun, lebar daun, tebal daun, berat kering daun, dan berat basah daun serta metode yang digunakan dalam mengukur luas daun.
Kegunaan dari pratikum indeks luas daun adalah sebagai pengetahuan untuk mahasiswa untuk mengetahui cara mengukur luas daun.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Luas Daun
Menurut Gardner et al (1991), Luas daun adalah hasil kali antara panjang daun, lebar daun dan konstanta daun. Indeks luas daun dapat digunakan untuk menggambarkan tentang kandungan total klorofil daun tiap individu tanaman. Permukaan daun yang semakin luas diharapkan mengandung klorofil lebih banyak. Indeks luas daun merupakan hasil bersih asimilasi persatuan luas daun dan waktu. Luas daun tidak konstan terhadap waktu, tetapi mengalami penurunan denga bertambahnya umur tanaman
Indeks luas daun merupakan gambaran tentang rasio permukaan daun terhadap luas tanah yang ditempati tumbuh oleh tanaman. Laju pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh laju asimilasi bersih dan indeks luas daun. Laju asimilasi bersih yang tinggi dan indek s luas daun daun yang optimum meningkatkan pertumbuhan tanaman (Gardner et al, 1991).
Menurut Januwati, M. (1992), Daun merupakan salah satu organ tanaman yang paling penting. Daun merupakan tempat berlangsungnya proses fotosintesis untuk menyusun bahan kering tanaman. Luas daun termasuk parameter yang penting untuk mempelajari fisiologi dan agronomi dalam kaitannya dengan pertumbuhan tanaman. Terdapat banyak metode untuk mengukur luas daun tanaman. Metode yang banyak digunakan adalah dengan menggunakan leaf area meter, planimeter, gravimetri, fotografi, dan masih ada beberapa metode yang lain. Metode lain yang dapat digunakan dan tidak merusak tanaman adalah melalui pendekatan matematika.
2.2 Teknik Pengukuran Luas Daun
Menurut Haryanti, S. (2010), Faktor yang penting untuk diperhatikan dalam mengukur luas daun adalah ketepatan hasil pengukuran dan kecepatan pengukuran. Masing-masing faktor tersebut memiliki kepentingan sendiri dalam penggunaannya, seperti pada pengukuran laju fotosintesis  dan proses metabolisme lain tentunya ketepatan pengukuran yang diperlukan. Untuk pengukuran indek luas daun tentunya kecepatan pengukuran yang diperlukan. Namun demikian ketepatan dan kecepatan pengukuran sangat tergantung pada alat dan cara atau teknik pengukuran
Menurut Setyanti (2013), terdapat beberapa cara untuk menentukan luas daun yaitu :
a. Metode Kertas Milimeter
Metode ini menggunakan kertas milimeter dan peralatan menggambar untuk mengukur luas daun. Metode ini dapat diterapkan cukup efektif pada daun dengan bentuk daun relatif sederhana dan teratur. Pada dasarnya, daun digambar pada kertas milimeter yang dapat dengan mudah dikerjakan dengan meletakkan daun diatas kertas milimeter dan pola daun diikuti. Luas daun ditaksir berdasarkan jumlah kotak yang terdapat dalam pola daun. Sekalipun metode ini cukup sederhana, waktu yang dibutuhkan untuk mengukur suatu luasan daun relatif lama, sehingga ini tidak cukup praktis diterapkan apabila jumlah sampel banyak.
b. Gravimetri
Metode ini menggunakan timbangan dan alat pengering daun (oven). Pada prinsipnya luas daun ditaksir melalui perbandingan berat (gravimetri). Ini dapat dilakukan pertama dengan menggambar daun yang akan ditaksir luasnya pada sehelai kertas, yang menghasilkan replika (tiruan) daun. Replika daun kemudian digunting dari kertas yang berat dan luasnya sudah diketahui. Luas daun kemudian ditaksir berdasarkan perbandingan berat replika daun dengan berat total kertas.
c. Planimeter
Planimeter merupakan suatu alat yang sering digunakan untuk mengukur suatu luasan dengan bentuk yang tidak teratur dan berukuran besar seperti peta. Alat ini dapat digunakan untuk mengukur luas daun apabila bentuk daun tidak terlalu rumit. Jika daun banyak dan berukuran kecil, metode ini kurang praktis karena membutuhkan banyak waktu. Suatu hal yang perlu diingat dalam penggunaan planimeter adalah bahwa pergeseran alat yang searah dengan jarum jam merupakan faktor yang menentukan tingkat ketelitian pengukuran. Ini sering menjadi masalah pada pengukuran daun secara langsung karena pinggiran daun yang tidak dapat dibuat rata dengan tempat pengukuran sekalipun permukaan tempat pengukuran telah dibuat rata dan halus.
 d. Metode Panjang Kali Lebar
Metode yang dipakai untuk daun yang bentuknya teratur, luas daun dapat ditaksir dengan mengukur panjang dan lebar daun.
e. Metode Fotografi
Metode ini sangat jarang digunakan. Dengan metode ini, daun-daun tanaman ditempatkan pada suatu bidang datar yang berwarna terang (putih) dipotret bersama-sama dengan suatu penampang atau lempengan (segi empat) yang telah diketahui luasnya. Luas hasil foto daun dan lempengan acuan dapat kemudian diukur dengan salah satu metode yang sesuai sebagaimana diuraikan diatas seperti planimeter. Luas daun kemudian dapat ditaksir kemudian berdasarkan perbandingan luas hasil foto seluruh daun dengan luas lempengan acuan tersebut.
Pengukuran luas daun dapat dilakukan dengan memetik daun maupun tanpa memetik daun. Bilamana pengukuran harus dilakukan dengan cara memetik daun bersangkutan, maka tanaman mengalami kerusakan daun. Daun-daun  tersebut  kemudian diukur dengan menggunakan  alat  Leaf Area Meter  (LAM)  ataupun Metode Timbang. Sebaliknya pengukuran dengan tanpa memetik daun, maka tanaman akan tetap tumbuh baik karena daun-daun tidak berkurang atau bahkan habis terpetik. Pengukuran daun dengan tidak memetik daun dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan atau rumus.
2.3 Pengaruh Cahaya Terhadap Luas Daun dan Lebar Daun
Menurut Purnomo, D (2005), bahwa morfologi jenis memberikan respon terhadap intensitas cahaya juga terhadap naungan. Naungan memberikan efek yang nyata terhadap luas daun. Daun mempunyai permukaan yang lebih besar di dalam naungan daripada jika berada pada tempat terbuka jumlah luas daun menjadi penentu utama kecepatan pertumbuhan.  Keadaan seperti ini dapat dilihat pada hasil penelitian dimana daun-daun yang mempunyai jumlah luas daun yang lebih besar mempunyai pertumbuhan yang besar pula. 
Jumlah daun tanaman lebih banyak di tempat ternaung daripada di tempat terbuka. Jenis yang diteliti memberikan respon terhadap perbedaan intensitas cahaya. Daun mempunyai permukaan yang lebih besar di dalam naungan daripada di tempat terbuka. Naungan memberikan efek yang nyata terhadap luas daun. Tanaman yang ditanam ditempat terbuka mempunyai daun yang lebih tebal daripada di tempat ternaung (Pujisiswanto, 2008).
Tanggapan terhadap peningkatan intensitas cahaya berbeda antara tumbuhan yang cocok untuk kondisi ternaungi dengan tumbuhan yang bisa tumbuh pada kondisi tidak ternaungi. Tumbuhan cocok ternaungi menunjukkan laju fotosintesis yang sangat rendah pada intensitas cahaya tinggi. Laju fotosintesis tumbuhan cocok ternaungi mencapai titik jenuh pada intensitas cahaya yang lebih rendah, laju fotosintesis lebih tinggi pada intensitas cahaya yang sangat rendah, titik kompensasi cahaya lebih rendah dibanding tumbuhan cocok terbuka (Lakitan, 2004).




BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
            Praktikum perhitungan indeks luas daun dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 13 Oktober 2015 pukul 08.30-09.30 di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Makassar.
3.2 Alat dan Bahan
            Alat yang digunakan pada praktikum indeks luas daun yaitu mistar, alat tulis menulis, kalkulator, timbangan analitik. Bahan yang digunakan yaitu daun kakao, daun kedelai, daun mangga, daun cabai, daun belimbing, daun jambu, daun kembang purin, dan daun nangka hias masing-masinng 3 lembar.
3.3 Prosedur kerja
Prosedur kerja pada praktikum ini yaitu sebagai berikut:
1.       Menyiapkan semua daun yang akan dihitung indeks luas daunnya.
2.      Membagi daun menjadi 3 bagian dari pangkal, tengah dan ujung serta memberi tanda pada setiap bagian tersebut.
3.      Mengukur panjang dan lebar daun pada masing-masing bagian daun kemudian memberi label untuk daun pertama, kedua dan ketiga.
4.      Menghitung indeks luas daun dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan. ILD = P X L X C, sedangkan untuk mencari C digunakan rumus  kemudian ditotalkan nilai C daan dicari rata-ratanya.
5.      Mengeringkan semua daun didalam oven selama 10 jam.
6.      Menimbang masing-masing daun menggunakan timbangan analitik
7.      Menghitung LMA daun dengan rumus LMA =


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
1. Daun Kakao

No.

Daun ke-1
Daun ke-2
Daun ke-3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
Panjang (cm)
11
7
11,5
7
6,5
9,7
8
7,5
7,8
2
Lebar (cm)
8,5
8
8
7,3
7,2
7,2
7,3
7,2
7,2

P X L
93,5
56
92
51
46,8
69.8
58.4
54
56.16

Total
241,5
167,7
168,8

2. Daun Jambu
No.

Daun ke-1
Daun ke-2
Daun ke-3

1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
Panjang (cm)
4
3,5
3.3
4
4.2
4.2
4.6
4.5
4.2
2
Lebar (cm)
6.8
6.8
6.8
7
7.5
7.5
6.5
6.8
6.8

P X L
27.2
23.8
22.44
28
31.5
31.5
29.9
30,6
28.56

Total
73.44
91
89.06

3. Daun Nangka
No.

Daun ke-1
Daun ke-2
Daun ke-3

1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
Panjang (cm)
4.4
4.4
4.2
4
4.8
4.7
4.2
4
3.9
2
Lebar (cm)
6.3
5.4
5.4
6.8
5.9
5.9
6
5.4
5.4

P X L
27.72
23.7
22.68
27.2
28.3
27.7
25.6
21.6
21.06

Total
74.16
83.25
68.28



4. Daun Mangga
No.

Daun ke-1
Daun ke-2
Daun ke-3

1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
Panjang (cm)
7.1
7
6.1
6.4
6.7
6.5
6.2
6
5.9
2
Lebar (cm)
6.8
6.2
6.2
5.5
5.7
5.7
5
4.4
4.4

P X L
48.28
43.4
37.82
35.2    
 38.19 
37.05
31
26.4
25.96

Total
129.5
       110.44
83.36

5. Daun Cabai
No.

Daun ke-1
Daun ke-2
Daun ke-3

1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
Panjang (cm)
3.5
2.4
  2.5
2.5
2
2.3
2.7
2
2
2
Lebar (cm)
2.9
2.2
2.2
2.5
2
2
2.5
1.8
1.8

P X L
10.15
5.28
5.5
6.25
4
4.6
6.75
3.6
3.6

Total
20.93
14.85
13.95

6. Daun Kedelai
No.

Daun ke-1
Daun ke-2
Daun ke-3

1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
Panjang (cm)
3.7
4
3.6
  3.8
3.9
3.5
4
4.5
3.5
2
Lebar (cm)
7
8.2
8.2
6.8
8.5
8.5
6
8.8
8.8

P X L
25.9
32.8
29.52
25.84
 33.15
34
27
39.6
30.8

Total
88.22
92.99     
97.4






7. Daun Purin
No.

Daun ke-1
Daun ke-2
Daun ke-3

1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
Panjang (cm)
3.4
3
2.9
2.7
2.9
3
2.6
3
3.4
2
Lebar (cm)
2.8
3.7
3.7
2.4
3.1
3.1
2.5
3.6
3.6

P X L
9.52
11.1
10.73
6.48
8.99
9.3
6.5
10.8
12.24

Total
31.35
24.77
29.54

8. Daun Belimbing
No.

Daun ke-1
Daun ke-2
Daun ke-3

1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
Panjang (cm)
2.5
2.7
3.5
2.2
2.6
2.6
2.5
2.9
3
2
Lebar (cm)
2.6
2.3
2.3
2.5
2.3
2.3
2.6
2.3
2.3

P X L
6.5
6.21
8.05
5.5
5.98
5.98
6.5
6.67
6.9

Total
20.76
17.46
20.07

4.2 Pembahasan


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang didapatkan pada pratikum indeks luas daun, maka dapat disimpulkan bahwa hasil yang didapatkan pada setiap masing-masing daun berbeda hal ini dikarenakan  naungan mempengaruhi luas, dimana daun yang ternaungi mempunyai permukaan yang lebih besar dibandngkan berada ditempat yang terbuka.
5.2 Saran
Saran saya untuk pratikum ini yaitu asisten memberi informasi yang lengkap dan terperinci agar tidak terjadi kesalahan baik dalam penulisan laporan maupun proses pratikum di dalam laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Gardner, F.P., R.B. Pearce, dan R.L. Mitchell. 1991. Physiology of Crop Plants

Haryanti, S. 2010. Pengaruh Naungan yang Berbeda terhadap Jumlah Stomata dan Ukuran Porus Stomata Daun Zephyranthes Rosea Lindl. JURNAL ANATOMI FISIOLOGI, 18(1).

Januwati, M. 1992. Faktor-Faktor Ekologi Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman Sirih (Piper betle Linn.). Warta Tumbuhan Obat Indonesia, 1(1 Jan).

Pujisiswanto, H., & Pangaribuan, D. 2008. Pengaruh Dosis Kompos Pupuk Kandang Sapi Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Buah Tomat. In Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II (pp. 17-18).

Purnomo, D. 2005. Tanggapan Varietas Tanaman Jagung Terhadap Irradiasi Rendah. Agrosains, 7(1), 86-93.

Setyanti, Y. H., Anwar, S., & Slamet, W. 2013. Karakteristik Fotosintetik Dan Serapan Fosfor Hijauan Alfalfa (Medicago sativa) Pada Tinggi Pemotongan Dan Pemupukan Nitrogen Yang Berbeda. Animal Agricultural Journal, 2(1), 86-96.



LAMPIRAN
1. Daun Kakao

1.      C1 =  =  =  = 0,96
2.      C2 =  =  =  =0.99
3.      C3=  =  =  =0,99
  Ctotal=  =
         =  = 0.98
ILD1   = P X L X C = 29.5 X 8.5 X 0.98 = 245,74
ILD2   = P X L X C = 23.2 X 7.3 X 0.98 = 165,97
ILD3  = P X L X C = 23.3 X 7.3 X 0.98 = 166,69
LMA1 =  =  = 0.00188
LMA2 =  =  = 0.0053
LMA3 =  =  = 0.0044



2. Daun Jambu
1.      C1 =  =  =  = 1,02
2.      C2 =  =  =  =0,97
3.      C3 =  =  =  = 0,98
  Ctotal=  =
                                 = = 0,99
ILD1   = P X L X C = 10.6 x 6.8 x 0,99 = 71,35
ILD2   = P X L X C = 12.4 x 7.5 x 0,99 = 92,07
ILD3  = P X L X C = 13.3 x 6.8 x 0,99 = 89,53
LMA1 =  =  = 0.0058
LMA2 =  =  = 0.0074
LMA3 =  =  = 0.0055
3. Daun Nangka
1.      C1 =  =  =  = 0.90
2.      C2 =  =  =  = 0,90
3.      C3 =  =  =  = 0,94
  Ctotal=  =
                                 = = 0.91
ILD1  = P X L X C =  13 x 6.3 x 0.9 = 74.52
ILD2   = P X L X C = 13.5 x 6.3x 0.91 = 77.39
ILD3  = P X L X C = 12 x 6 x 0.91 = 65.52                                                                                                                                                                                                    
LMA1 =  =  = 0.0092
LMA2 =  =  = 0.0083
LMA3 =  =  = 0.0099
4. Daun Mangga
1.      C1 =  =  =  = 0.94
2.      C2 =  =  =  = 0,98
3.      C3 =  =  =  =0,92


  Ctotal=  =
                                = = 0,95
ILD1   = P X L X C =  20.2 x 6.8 x 0,95 = 130,49
ILD2   = P X L X C = 19.6 x 5.7 x 0.95 = 106,13
ILD3  = P X L X C = 18.1 x 5 x 0.95 = 85,97
LMA1 =  =  = 0.0101                                                                                                                                                                                                                                                                                             
LMA2 =  =  = 0.9466
LMA3 =  =  = 0.0090
5. Daun Cabai
1.      C1 =  =  =  = 0,86
2.      C2 =  =  =  = 0,87
3.      C3 =  =  =  =0,83

  Ctotal=  =
                                = = 0.85
ILD1   = P X L X C =  8,4 x 2,9 x 0.85 = 20.70
ILD2   = P X L X C = 6.8 x 2.5 x 0.85 = 14.45
ILD3  = P X L X C = 6.7 x 2.5 x 0.85 = 14,23
LMA1 =  =  = 0.0019
LMA2 =  =  = 0.0075
LMA3 =  =  = 0.0083
6. Daun Kedelai
1.      C1 =  =  =  = 0,95
2.      C2 =  =  =  =0,93
3.      C3 =  =  =  =0,88
  Ctotal=  =
                               = = 0.92
ILD1   = P X L X C =  11.3 x 8.2 x 0.92 = 85.24
ILD2   = P X L X C = 11.7 x 8.5 x 0.92 = 91.49
ILD3  = P X L X C = 12.5 x 8.8 x 0.92 = 101.2
LMA1 =  =  = 0.0023
LMA2 =  =  = 0.0018
LMA3 =  =  = 0.0020
7. Daun Purin
1.      C1 =  =  =  = 0.91
2.      C2 =  =  =  =0,92
3.      C3 =  =  =  =0,91
  Ctotal=  =
                               =  = 0.91
ILD1   = P X L X C =  9.3 x 3.7 x 0.91 = 31.31
ILD2   = P X L X C = 8.6 x 3.1 x 0.91 = 24.26
ILD3  = P X L X C = 9 x 3.6 x 0.91 = 29.48
LMA1 =  =  = 0.0038
LMA2 =  =  = 0.0030
LMA3 =  =  = 0.0031

8. Daun Belimbing
1.      C1 =  =  =  = 0.91
2.      C2 =  =  =  =0,94
3.      C3 =  =  =  =0,91
  Ctotal=  =
                                     = = 0.92
ILD1   = P X L X C =  8.7 x 2.6 x 0.92 = 20.81
ILD2   = P X L X C = 7.4 x 2.5 x 0.92 = 17.02
ILD3  = P X L X C = 8.4 x 2.6 x 0.92 = 20.09
LMA1 =  =  = 0.0374
LMA2 =  =  = 0.0015
LMA3 =  =  = 0.0070




5 komentar:

  1. bagaimana cara mencari 1 konstanta pada daun denan metode panjang kali lebar?

    BalasHapus
  2. apa nggak bisa lah kak,buat yang formatnya bener gitu

    BalasHapus
  3. itu nilai c segitu dapat darimana?mohon balasannya

    BalasHapus
  4. Lucky Club Casino Site » Top Online Slots to Play 2021
    LuckyClub Casino is a new and innovative website dedicated to providing its players with the fun they have been waiting for. The casino has a huge  Rating: luckyclub.live 5 · ‎1 vote

    BalasHapus
  5. Wynn Resorts Casino Hotel - Hendon Mob Incorporated
    The 인천광역 출장마사지 Wynn Las Vegas Casino 삼척 출장샵 hotel features 2,748 spacious rooms, suites and 포천 출장샵 villas, approximately 여수 출장마사지 194,000 square feet of casino space 남양주 출장샵 and approximately 192,000 square

    BalasHapus