Laporan Pratikum
Fisiologi
Tumbuhan
INDEKS LUAS DAUN
NAMA : AHMAD
NIM : G111 14 057
KELAS : C
KELOMPOK : 6
ASISTEN : RIKA
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Daun merupakan organ fotosintesis utama dalam
tubuh tanaman, yang merupakan tempat terjadinya proses perubahan energi cahaya
menjadi energy kimia dan tempat produksi karbohidrat (glukosa) yang diwujudkan
dalam bentuk bahan kering. Dalam analisis pertumbuhan tanaman, perkembangan
daun menjadi perhatian utama. Berbagai ukuran dapat digunakan, seperti
pengukuran indeks luas daun (ILD), nisbah luas daun (NLD) dan nisbah berat daun
(NBD) pada waktu tertentu. Perubahan-perubahan selama pertumbuhan mencerminkan
perubahan bagian yang aktif berfotosintesis.
Secara umum pertumbuhan
meliputi pertambahan jumlah (pembelahan sel), pertambahan ukuran (pembentangan
sel), dan diferensiasi, tetapi bagi peminat agronomi pertumbuhan dapat berarti
pertambahan berat kering. Berat kering merupakan tolak ukur yang penting karena
mempunyai arti ekonomis. Berat basah biasanya tidak dijadikan tolak ukur
kecuali untuk tanaman hortikultura, karena nilainya tidak tetap tergantung
kepada status air tanaman. Selain pertambahan berat kering, pertambahan tinggi,
volume dan luas daun dapat juga dijadikan tolak ukur pertumbuhan.
Berdasarkan uraian
diatas maka perlu dilakukan pratikum mengenai indeks luas daun untuk mengetahui
panjang daun, lebar daun, tebal daun, berat kering daun, dan berat basah daun
serta metode yang digunakan dalam mengukur luas daun.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari pratikum
indeks luas daun adalah untuk mengetahui panjang daun, lebar daun, tebal daun,
berat kering daun, dan berat basah daun serta metode yang digunakan dalam
mengukur luas daun.
Kegunaan dari pratikum
indeks luas daun adalah sebagai pengetahuan untuk mahasiswa untuk mengetahui
cara mengukur luas daun.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi Luas Daun
Menurut Gardner et
al (1991), Luas daun adalah hasil kali antara
panjang daun, lebar daun dan konstanta daun. Indeks luas daun dapat digunakan
untuk menggambarkan tentang kandungan total klorofil daun tiap individu
tanaman. Permukaan daun yang semakin luas diharapkan mengandung klorofil lebih
banyak. Indeks luas daun merupakan hasil bersih asimilasi persatuan luas daun
dan waktu. Luas daun tidak konstan terhadap waktu, tetapi mengalami penurunan denga
bertambahnya umur tanaman
Indeks luas daun
merupakan gambaran tentang rasio permukaan daun terhadap luas tanah yang
ditempati tumbuh oleh tanaman. Laju pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh laju
asimilasi bersih dan indeks luas daun. Laju asimilasi bersih yang tinggi dan
indek s luas daun daun yang optimum meningkatkan pertumbuhan tanaman (Gardner et
al, 1991).
Menurut Januwati, M. (1992), Daun
merupakan salah satu organ tanaman yang paling penting. Daun merupakan tempat
berlangsungnya proses fotosintesis untuk menyusun bahan kering tanaman. Luas
daun termasuk parameter yang penting untuk mempelajari fisiologi dan agronomi
dalam kaitannya dengan pertumbuhan tanaman. Terdapat banyak metode untuk
mengukur luas daun tanaman. Metode yang banyak digunakan adalah dengan
menggunakan leaf area meter, planimeter, gravimetri, fotografi, dan masih ada
beberapa metode yang lain. Metode lain yang dapat digunakan dan tidak merusak
tanaman adalah melalui pendekatan matematika.
2.2
Teknik Pengukuran Luas Daun
Menurut Haryanti, S. (2010), Faktor yang penting untuk
diperhatikan dalam mengukur luas daun adalah ketepatan hasil pengukuran dan
kecepatan pengukuran. Masing-masing faktor tersebut memiliki kepentingan
sendiri dalam penggunaannya, seperti pada pengukuran laju fotosintesis
dan proses metabolisme lain tentunya ketepatan pengukuran yang diperlukan.
Untuk pengukuran indek luas daun tentunya kecepatan pengukuran yang diperlukan.
Namun demikian ketepatan dan kecepatan pengukuran sangat tergantung pada alat
dan cara atau teknik pengukuran
Menurut Setyanti (2013), terdapat beberapa cara untuk
menentukan luas daun yaitu :
a. Metode Kertas Milimeter
Metode
ini menggunakan kertas milimeter dan peralatan menggambar untuk mengukur luas
daun. Metode ini dapat diterapkan cukup efektif pada daun dengan bentuk daun
relatif sederhana dan teratur. Pada dasarnya, daun digambar pada kertas
milimeter yang dapat dengan mudah dikerjakan dengan meletakkan daun diatas
kertas milimeter dan pola daun diikuti. Luas daun ditaksir berdasarkan jumlah
kotak yang terdapat dalam pola daun. Sekalipun metode ini cukup sederhana,
waktu yang dibutuhkan untuk mengukur suatu luasan daun relatif lama, sehingga
ini tidak cukup praktis diterapkan apabila jumlah sampel banyak.
b. Gravimetri
Metode ini menggunakan timbangan dan alat pengering daun (oven).
Pada prinsipnya luas daun ditaksir melalui perbandingan berat (gravimetri).
Ini dapat dilakukan pertama dengan menggambar daun yang akan ditaksir luasnya
pada sehelai kertas, yang menghasilkan replika (tiruan) daun. Replika daun
kemudian digunting dari kertas yang berat dan luasnya sudah diketahui. Luas
daun kemudian ditaksir berdasarkan perbandingan berat replika daun dengan berat
total kertas.
c. Planimeter
Planimeter merupakan suatu alat yang sering digunakan untuk
mengukur suatu luasan dengan bentuk yang tidak teratur dan berukuran besar
seperti peta. Alat ini dapat digunakan untuk mengukur luas daun apabila bentuk
daun tidak terlalu rumit. Jika daun banyak dan berukuran kecil, metode ini
kurang praktis karena membutuhkan banyak waktu. Suatu hal yang perlu diingat
dalam penggunaan planimeter adalah bahwa pergeseran alat yang searah dengan
jarum jam merupakan faktor yang menentukan tingkat ketelitian pengukuran. Ini
sering menjadi masalah pada pengukuran daun secara langsung karena pinggiran
daun yang tidak dapat dibuat rata dengan tempat pengukuran sekalipun permukaan
tempat pengukuran telah dibuat rata dan halus.
d. Metode Panjang
Kali Lebar
Metode yang dipakai untuk daun yang bentuknya teratur, luas
daun dapat ditaksir dengan mengukur panjang dan lebar daun.
e. Metode Fotografi
Metode ini sangat jarang digunakan. Dengan metode ini,
daun-daun tanaman ditempatkan pada suatu bidang datar yang berwarna terang
(putih) dipotret bersama-sama dengan suatu penampang atau lempengan (segi
empat) yang telah diketahui luasnya. Luas hasil foto daun dan lempengan acuan
dapat kemudian diukur dengan salah satu metode yang sesuai sebagaimana
diuraikan diatas seperti planimeter. Luas daun kemudian dapat ditaksir kemudian
berdasarkan perbandingan luas hasil foto seluruh daun dengan luas lempengan
acuan tersebut.
Pengukuran luas daun dapat dilakukan dengan memetik daun
maupun tanpa memetik daun. Bilamana pengukuran harus dilakukan dengan cara
memetik daun bersangkutan, maka tanaman mengalami kerusakan daun.
Daun-daun tersebut kemudian diukur dengan menggunakan
alat Leaf Area Meter (LAM) ataupun Metode Timbang. Sebaliknya
pengukuran dengan tanpa memetik daun, maka tanaman akan tetap tumbuh baik
karena daun-daun tidak berkurang atau bahkan habis terpetik. Pengukuran daun
dengan tidak memetik daun dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan atau
rumus.
2.3
Pengaruh Cahaya Terhadap Luas Daun dan Lebar Daun
Menurut Purnomo, D
(2005),
bahwa morfologi jenis memberikan respon terhadap intensitas cahaya juga
terhadap naungan. Naungan memberikan efek yang nyata terhadap luas daun. Daun
mempunyai permukaan yang lebih besar di dalam naungan daripada jika berada pada
tempat terbuka jumlah luas daun menjadi penentu utama kecepatan
pertumbuhan. Keadaan seperti ini dapat dilihat pada hasil penelitian
dimana daun-daun yang mempunyai jumlah luas daun yang lebih besar mempunyai
pertumbuhan yang besar pula.
Jumlah daun tanaman
lebih banyak di tempat ternaung daripada di tempat terbuka. Jenis yang diteliti
memberikan respon terhadap perbedaan intensitas cahaya. Daun mempunyai
permukaan yang lebih besar di dalam naungan daripada di tempat terbuka. Naungan
memberikan efek yang nyata terhadap luas daun. Tanaman yang ditanam ditempat
terbuka mempunyai daun yang lebih tebal daripada di tempat ternaung
(Pujisiswanto, 2008).
Tanggapan
terhadap peningkatan intensitas cahaya berbeda antara tumbuhan yang cocok untuk
kondisi ternaungi dengan tumbuhan yang bisa tumbuh pada kondisi tidak
ternaungi. Tumbuhan cocok ternaungi menunjukkan laju fotosintesis yang sangat
rendah pada intensitas cahaya tinggi. Laju fotosintesis tumbuhan cocok
ternaungi mencapai titik jenuh pada intensitas cahaya yang lebih rendah, laju
fotosintesis lebih tinggi pada intensitas cahaya yang sangat rendah, titik
kompensasi cahaya lebih rendah dibanding tumbuhan cocok terbuka (Lakitan,
2004).
BAB
III
METODOLOGI
3.1
Waktu dan Tempat
Praktikum
perhitungan indeks luas daun dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 13 Oktober
2015 pukul 08.30-09.30 di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin, Makassar.
3.2
Alat dan Bahan
Alat
yang digunakan pada praktikum indeks luas daun yaitu mistar, alat tulis
menulis, kalkulator, timbangan analitik. Bahan yang digunakan yaitu daun kakao,
daun kedelai, daun mangga, daun cabai, daun belimbing, daun jambu, daun kembang
purin, dan daun nangka hias masing-masinng 3 lembar.
3.3
Prosedur kerja
Prosedur kerja pada
praktikum ini yaitu sebagai berikut:
1.
Menyiapkan semua daun yang akan dihitung
indeks luas daunnya.
2.
Membagi daun menjadi 3 bagian dari
pangkal, tengah dan ujung serta memberi tanda pada setiap bagian tersebut.
3.
Mengukur panjang dan lebar daun pada
masing-masing bagian daun kemudian memberi label untuk daun pertama, kedua dan
ketiga.
4.
Menghitung indeks luas daun dengan
menggunakan rumus yang telah ditentukan. ILD = P X L X C, sedangkan untuk
mencari C digunakan rumus
kemudian ditotalkan nilai C daan dicari
rata-ratanya.
5.
Mengeringkan semua daun didalam oven
selama 10 jam.
6.
Menimbang masing-masing daun menggunakan
timbangan analitik
7.
Menghitung LMA daun dengan rumus LMA =
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
1.
Daun Kakao
No.
|
|
Daun
ke-1
|
Daun
ke-2
|
Daun
ke-3
|
||||||
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
||
1
|
Panjang
(cm)
|
11
|
7
|
11,5
|
7
|
6,5
|
9,7
|
8
|
7,5
|
7,8
|
2
|
Lebar
(cm)
|
8,5
|
8
|
8
|
7,3
|
7,2
|
7,2
|
7,3
|
7,2
|
7,2
|
|
P
X L
|
93,5
|
56
|
92
|
51
|
46,8
|
69.8
|
58.4
|
54
|
56.16
|
|
Total
|
241,5
|
167,7
|
168,8
|
2. Daun Jambu
No.
|
|
Daun
ke-1
|
Daun
ke-2
|
Daun
ke-3
|
||||||
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
|
1
|
Panjang
(cm)
|
4
|
3,5
|
3.3
|
4
|
4.2
|
4.2
|
4.6
|
4.5
|
4.2
|
2
|
Lebar
(cm)
|
6.8
|
6.8
|
6.8
|
7
|
7.5
|
7.5
|
6.5
|
6.8
|
6.8
|
|
P
X L
|
27.2
|
23.8
|
22.44
|
28
|
31.5
|
31.5
|
29.9
|
30,6
|
28.56
|
|
Total
|
73.44
|
91
|
89.06
|
3. Daun Nangka
No.
|
|
Daun
ke-1
|
Daun
ke-2
|
Daun
ke-3
|
||||||
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
|
1
|
Panjang
(cm)
|
4.4
|
4.4
|
4.2
|
4
|
4.8
|
4.7
|
4.2
|
4
|
3.9
|
2
|
Lebar
(cm)
|
6.3
|
5.4
|
5.4
|
6.8
|
5.9
|
5.9
|
6
|
5.4
|
5.4
|
|
P
X L
|
27.72
|
23.7
|
22.68
|
27.2
|
28.3
|
27.7
|
25.6
|
21.6
|
21.06
|
|
Total
|
74.16
|
83.25
|
68.28
|
4. Daun Mangga
No.
|
|
Daun
ke-1
|
Daun
ke-2
|
Daun
ke-3
|
||||||
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
|
1
|
Panjang
(cm)
|
7.1
|
7
|
6.1
|
6.4
|
6.7
|
6.5
|
6.2
|
6
|
5.9
|
2
|
Lebar
(cm)
|
6.8
|
6.2
|
6.2
|
5.5
|
5.7
|
5.7
|
5
|
4.4
|
4.4
|
|
P
X L
|
48.28
|
43.4
|
37.82
|
35.2
|
38.19
|
37.05
|
31
|
26.4
|
25.96
|
|
Total
|
129.5
|
110.44
|
83.36
|
5. Daun Cabai
No.
|
|
Daun
ke-1
|
Daun
ke-2
|
Daun
ke-3
|
||||||
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
|
1
|
Panjang
(cm)
|
3.5
|
2.4
|
2.5
|
2.5
|
2
|
2.3
|
2.7
|
2
|
2
|
2
|
Lebar
(cm)
|
2.9
|
2.2
|
2.2
|
2.5
|
2
|
2
|
2.5
|
1.8
|
1.8
|
|
P
X L
|
10.15
|
5.28
|
5.5
|
6.25
|
4
|
4.6
|
6.75
|
3.6
|
3.6
|
|
Total
|
20.93
|
14.85
|
13.95
|
6. Daun Kedelai
No.
|
|
Daun
ke-1
|
Daun
ke-2
|
Daun
ke-3
|
||||||
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
|
1
|
Panjang
(cm)
|
3.7
|
4
|
3.6
|
3.8
|
3.9
|
3.5
|
4
|
4.5
|
3.5
|
2
|
Lebar
(cm)
|
7
|
8.2
|
8.2
|
6.8
|
8.5
|
8.5
|
6
|
8.8
|
8.8
|
|
P
X L
|
25.9
|
32.8
|
29.52
|
25.84
|
33.15
|
34
|
27
|
39.6
|
30.8
|
|
Total
|
88.22
|
92.99
|
97.4
|
7. Daun Purin
No.
|
|
Daun
ke-1
|
Daun
ke-2
|
Daun
ke-3
|
||||||
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
|
1
|
Panjang
(cm)
|
3.4
|
3
|
2.9
|
2.7
|
2.9
|
3
|
2.6
|
3
|
3.4
|
2
|
Lebar
(cm)
|
2.8
|
3.7
|
3.7
|
2.4
|
3.1
|
3.1
|
2.5
|
3.6
|
3.6
|
|
P
X L
|
9.52
|
11.1
|
10.73
|
6.48
|
8.99
|
9.3
|
6.5
|
10.8
|
12.24
|
|
Total
|
31.35
|
24.77
|
29.54
|
8. Daun Belimbing
No.
|
|
Daun
ke-1
|
Daun
ke-2
|
Daun
ke-3
|
||||||
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
|
1
|
Panjang
(cm)
|
2.5
|
2.7
|
3.5
|
2.2
|
2.6
|
2.6
|
2.5
|
2.9
|
3
|
2
|
Lebar
(cm)
|
2.6
|
2.3
|
2.3
|
2.5
|
2.3
|
2.3
|
2.6
|
2.3
|
2.3
|
|
P
X L
|
6.5
|
6.21
|
8.05
|
5.5
|
5.98
|
5.98
|
6.5
|
6.67
|
6.9
|
|
Total
|
20.76
|
17.46
|
20.07
|
4.2
Pembahasan
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang
didapatkan pada pratikum indeks luas daun, maka dapat disimpulkan bahwa hasil
yang didapatkan pada setiap masing-masing daun berbeda hal ini dikarenakan naungan mempengaruhi luas, dimana daun yang
ternaungi mempunyai permukaan yang lebih besar dibandngkan berada ditempat yang
terbuka.
5.2
Saran
Saran saya untuk
pratikum ini yaitu asisten memberi informasi yang lengkap dan terperinci agar
tidak terjadi kesalahan baik dalam penulisan laporan maupun proses pratikum di
dalam laboratorium.
DAFTAR
PUSTAKA
Gardner,
F.P., R.B. Pearce, dan R.L. Mitchell. 1991. Physiology of Crop Plants
Haryanti, S.
2010. Pengaruh Naungan yang Berbeda terhadap Jumlah Stomata dan Ukuran Porus
Stomata Daun Zephyranthes Rosea Lindl. JURNAL ANATOMI FISIOLOGI, 18(1).
Januwati, M.
1992. Faktor-Faktor Ekologi Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman Sirih (Piper
betle Linn.). Warta Tumbuhan Obat Indonesia, 1(1 Jan).
Pujisiswanto,
H., & Pangaribuan, D. 2008. Pengaruh Dosis Kompos Pupuk Kandang Sapi
Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Buah Tomat. In Prosiding Seminar Nasional
Sains dan Teknologi-II (pp. 17-18).
Purnomo, D.
2005. Tanggapan Varietas Tanaman Jagung Terhadap Irradiasi Rendah. Agrosains,
7(1), 86-93.
Setyanti, Y.
H., Anwar, S., & Slamet, W. 2013. Karakteristik Fotosintetik Dan Serapan
Fosfor Hijauan Alfalfa (Medicago sativa) Pada Tinggi Pemotongan Dan Pemupukan
Nitrogen Yang Berbeda. Animal Agricultural Journal, 2(1), 86-96.
LAMPIRAN
1.
Daun Kakao
1. C1
=
=
=
= 0,96
2. C2
=
=
=
=0.99
3. C3=
=
=
=0,99
Ctotal=
=
=
=
0.98
ILD1
= P X L X C = 29.5 X 8.5 X 0.98 = 245,74
ILD2
= P X L X C = 23.2 X 7.3 X 0.98 = 165,97
ILD3
= P X L X C = 23.3 X 7.3 X 0.98 = 166,69
LMA1 =
=
=
0.00188
LMA2 =
=
=
0.0053
LMA3 =
=
=
0.0044
2. Daun Jambu
1. C1
=
=
=
= 1,02
2. C2
=
=
=
=0,97
3. C3
=
=
=
= 0,98
Ctotal=
=
=
= 0,99
ILD1
= P X L X C = 10.6 x 6.8 x 0,99 = 71,35
ILD2
= P X L X C = 12.4 x 7.5 x 0,99 = 92,07
ILD3
= P X L X C = 13.3 x 6.8 x 0,99 = 89,53
LMA1 =
=
=
0.0058
LMA2 =
=
=
0.0074
LMA3 =
=
=
0.0055
3. Daun Nangka
1. C1
=
=
=
= 0.90
2. C2
=
=
=
= 0,90
3. C3
=
=
=
= 0,94
Ctotal=
=
=
= 0.91
ILD1
= P X L X C = 13 x 6.3 x 0.9 =
74.52
ILD2
= P X L X C = 13.5 x 6.3x 0.91 = 77.39
ILD3
= P X L X C = 12 x 6 x 0.91 = 65.52
LMA1 =
=
=
0.0092
LMA2 =
=
=
0.0083
LMA3 =
=
=
0.0099
4. Daun Mangga
1. C1
=
=
=
= 0.94
2. C2
=
=
=
= 0,98
3. C3
=
=
=
=0,92
Ctotal=
=
=
= 0,95
ILD1
= P X L X C = 20.2 x 6.8 x 0,95 =
130,49
ILD2
= P X L X C = 19.6 x 5.7 x 0.95 = 106,13
ILD3
= P X L X C = 18.1 x 5 x 0.95 = 85,97
LMA1 =
=
=
0.0101
LMA2 =
=
=
0.9466
LMA3 =
=
=
0.0090
5. Daun Cabai
1. C1
=
=
=
= 0,86
2. C2
=
=
=
= 0,87
3. C3
=
=
=
=0,83
Ctotal=
=
=
= 0.85
ILD1
= P X L X C = 8,4 x 2,9 x 0.85 =
20.70
ILD2
= P X L X C = 6.8 x 2.5 x 0.85 = 14.45
ILD3
= P X L X C = 6.7 x 2.5 x 0.85 = 14,23
LMA1 =
=
=
0.0019
LMA2 =
=
=
0.0075
LMA3 =
=
=
0.0083
6. Daun Kedelai
1. C1
=
=
=
= 0,95
2. C2
=
=
=
=0,93
3. C3
=
=
=
=0,88
Ctotal=
=
=
= 0.92
ILD1
= P X L X C = 11.3 x 8.2 x 0.92 =
85.24
ILD2
= P X L X C = 11.7 x 8.5 x 0.92 = 91.49
ILD3
= P X L X C = 12.5 x 8.8 x 0.92 = 101.2
LMA2 =
=
=
0.0018
LMA3 =
=
=
0.0020
7. Daun Purin
1. C1
=
=
=
= 0.91
2. C2
=
=
=
=0,92
3. C3
=
=
=
=0,91
Ctotal=
=
=
=
0.91
ILD1
= P X L X C = 9.3 x 3.7 x 0.91 =
31.31
ILD2
= P X L X C = 8.6 x 3.1 x 0.91 = 24.26
ILD3
= P X L X C = 9 x 3.6 x 0.91 = 29.48
LMA1 =
=
=
0.0038
LMA2 =
=
=
0.0030
LMA3 =
=
=
0.0031
8. Daun Belimbing
1. C1
=
=
=
= 0.91
2. C2
=
=
=
=0,94
3. C3
=
=
=
=0,91
Ctotal=
=
=
= 0.92
ILD1
= P X L X C = 8.7 x 2.6 x 0.92 =
20.81
ILD2
= P X L X C = 7.4 x 2.5 x 0.92 = 17.02
ILD3
= P X L X C = 8.4 x 2.6 x 0.92 = 20.09
LMA1 =
=
=
0.0374
LMA2 =
=
=
0.0015
LMA3 =
=
=
0.0070
bagaimana cara mencari 1 konstanta pada daun denan metode panjang kali lebar?
BalasHapusapa nggak bisa lah kak,buat yang formatnya bener gitu
BalasHapusitu nilai c segitu dapat darimana?mohon balasannya
BalasHapusLucky Club Casino Site » Top Online Slots to Play 2021
BalasHapusLuckyClub Casino is a new and innovative website dedicated to providing its players with the fun they have been waiting for. The casino has a huge Rating: luckyclub.live 5 · 1 vote
Wynn Resorts Casino Hotel - Hendon Mob Incorporated
BalasHapusThe 인천광역 출장마사지 Wynn Las Vegas Casino 삼척 출장샵 hotel features 2,748 spacious rooms, suites and 포천 출장샵 villas, approximately 여수 출장마사지 194,000 square feet of casino space 남양주 출장샵 and approximately 192,000 square